PLTU dengan kapasitas 2x10 MW terletak di Desa Sukabangun Dalam, Delta Pawan, Ketapang Kalbar.
Pemilik PT.PLN (Persero) dengan kontraktor PT.Wijaya Karya (Persero).Tbk. Paket pekerjaan EPCC (Engineering Procurement Construction Commissioning)
Keterlibatan saya di proyek in dimulai pada Agustus 2014. Awalnya saya mengetahui beratnya perjalanan proyek ini dari kawan saya sebelum saya bergabung di proyek ini. Schedule yang ketat memaksa fasa Engineering dan Construction hanya memiliki jeda waktu yang pendek. Saat itu saya hanya bisa membayangkan... semoga yang ditugaskan di proyek Ketapang pada sehat lahir batin..Hehe, dan alhamdulillah say tidak ditugaskan disana (maunya). Namun nasib berkata lain, saya akhirnya "nyemplung" juga di proyek PLTU Ketapang.
Baiklah...dalam tulisan saya ini saya ingin men share perjalan disain PLTU Ketapang
METODE PERENCANAAN
PELAKSANAAN PROYEK PLTU 2x10 MW Ketapang Kalimantan Barat
Secara garis besar sebuah proyek
pembangkit listrik adalah sebuah integrasi dari beberapa disiplin ilmu yang
saling menunjang dan melengkapi. Dalam proses disain hirarki dari perencanaan
sebuah pembangkit listrik adalah sebagai berikut :
1.
Basic
Design
Dalam tahapan ini mulai dilakukan penyusunan komponen pembangkit
yang terdiri dari beberapa sistem dan subsistem terintegrasi.
Proyek PLTU Ketapang 2x10 MW bekerja sama dengan
Design Institute dari China yang sudah berpengalaman dalam mengerjakan proyek
pembangkit listrik tenaga uap. Design Institute menggunakan Shanxi Jiahua Electric Power Engineering
Design.Co.Ltd.
Basic Design Sistem PLTU terdiri dari :
·
Disain
kapasitas Turbine & Generator = Kapasitas output nett plant 10 MW per unit
·
Disain
Boiler sebagai produksi steam = Kapasitas Steam Boiler 55 ton per jam
·
Disain
Auxiliary sistem area Boiler Turbine Generator (BTG)
Perencanaan
auxiliary sistem menggunakan bantuan skema Heat Mass Balance Diagram untuk
mengetahui keseimbangan kebutuhan steam dan alur perputarannya dalam sebuah
sistem pembangkit.
·
Disain
sistem penunjang Boiler dan Turbine Generator
-
Disain sistem sirkulasi air bersih di dalam
sistem pembangkit dengan menggunakan alat bantu Water Balance. Sistem penunjang
mulai dari pengambilan air dari sungai menggunakan pompa intake, pengendapan
dan pengikatan material terlarut di
dalam bangunan Lamela Clarifier, penampungan sumber air bersih di dalam Clear
Water Pond, Pengolahan air umpan Boiler dengan menggunakan Water Treatment
Plant untuk menghasilkan air demineral.
Air hasil peroduksi tersebut ditampung di dalam tangki
air bersih (Fresh Water) dan tangki air demineral (Demin Tank). Peruntukan air
bersih untuk sistem pendingin dan utilitas dan air demin untuk air rebusan
boiler.
-
Disain sistem pengolahan air kotor dan limbah
sebelum dibuang ke lingkungan. Sistem ini merupakan pengolahan dan netralisasi
air limbah yang diolah di Waste Water Treatment Plant.
-
Disain siklus bahan bakar batu bara mulai dari
unloading batu bara dari kapal tongkang, transport batu bara ke area
penampungan (Coal Yard) , transport batu bara menuju boiler yang melalui Coal
Conveyor, Coal Crusher, Coal Bunker dan kemudian menuju Coal inlet di Boiler.
·
Disain
sistem Pemadam Kebakaran
Disain sistem pengaman terhadap kebakaran. Sistem ini
meliputi fire fighting sistem lengkap yang terdiri dari tangki air, pompa
diesel, pompa elektrik, jockey pump dengan media air sebagai pemadam, foam dan
juga CO2. Perlengkapan hydrant pilar (outdoor dan indoor) serta sprinkler (manual dan automatic).
·
Disain
sistem Elektrikal dan Instrument
Disain sistem power suplai untuk auxiliary
pembangkit, sistem interkoneksi antar peralatandi dalam pembangkit, sistem pengukur dan pengatur berupa sensor yang terpasang dan
bekerja secara elektrik dan mekanik. Disain sistem pengaman berupa lightning protection dan
juga grounding untuk elektrikal dan instrument equipment
·
Disain
sistem perlengkapan penunjang
Disain ini meliputi akses jalan, drainase
bangunan bangunan utama dan bangunan pelengkap
dan fasilitas lain seperti
telekomunikasi, CCTV, dan lainnya.
2. Detail
Design
Tahapan ini merupakan implementasi dari basic disain
yang berupa skema sistem dan general layout bangunan serta tata letaknya menjadi
sebuah produk yang lebih lengkap dan detail.
Dalam tahapan ini interkoneksi antar disiplin keilmuan
dalam menghasilkan produk yang siap untuk dikonstruksi diilustrasikan sebagai
berikut :
Penjelasan
bagan di atas dalam proses detail disain adalah sebagai berikut :
Detail
peralatan dikelola oleh para Mechanical Engineer dan akan menghasilkan data
yang akan dipergunakan disiplin lainnya dalam mulai melakukan proses disain.
Hubungan dengan disiplin lain adalah sebagai berikut :
Elektrikal :
output disain mekanikal berupa kebutuhan power listrik, sistem start up,
integrasi dengan peralatan lainnya dan sistem standard lain yang dipergunakan
oleh Electrical Engineer.
Instrument
& Control : output disain berupa nilai yang perlu untuk dilakukan pengukuran
yang akan memberikan output/input terhadap peralatan lain, sistem pengaman dari
peralatan mekanikal, sistem integrasi dengan peralatan lainnya dan pencatatan
terhadap setiap event kejadian di dalam sistem pembangkit.
Sipil :
output disain berupa data dimensi peralatan, data pembebanan, jalur kabel,
jalur pemipaan dan data lainnya yang memerlukan support bangunan maupun fondasi
yang akan didisain oleh Civil Engineer.
Dalam
pelaksanaan detail disain ini data hasil perhitungan dari design institute akan
di review dan dilakukan optimasi disain.
Untuk proyek
PLTU Ketapang 2x10 MW, PT Wijaya Karya melalui tim engineering proyek melakukan
optimasi terhadap disain struktur baja dan struktur fondasi bangunan yang
menghasilkan nilai efisiensi terhadap disain. Beberapa pertimbangan adalah :
-
Code atau standar yang dipergunakan untuk disain
para engineer dari China adalah menggunakan GB Standard dimana di beberapa
pengkajian terhadap proyek sebelumnya memiliki nilai margi/ safety factor yang
sangat besar. Nilai safety factor tersebut jika dibandingkan dengan standard
internasional maupun SNI hasilnya akan cukup significant dalam penghematan dari
sisi disain.
-
Material yang dipergunakan di negara China
memiliki nilai kualitas kekuatan yang lebih rendah dibandingkan dengan material
baja produksi dalam negeri.
-
Design Insistute di negara China secara umum
mempunyai template design berdasarkan kapasitas pembangkit. Secara kecepatan
menghasilkan detail design memang lebih cepat namun tidak effisien jika tidak
mempertimbangkan dengan kondisi lokasi dimana proyek akan dibangun.
-
Material yang dipergunakan sedikit berbeda
dengan ketersediaan material di pasaran dalam negeri, sehingga perlu dilakukan
konversi dan subtitusi ke arah efisiensi.
Dari pertimbangan di atas maka diperlukan langkah optimasi disain
dengan melakukan perbandingan perhitungan yang dikelola tim engineering proyek
PT.Wijaya Karya. Skema jalur persetujuan disain sebagai berikut :
|
SHOP DRAWING
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar