Kamis, 19 Mei 2016

PLTU 2x10 MW Ketapang


PLTU dengan kapasitas 2x10 MW terletak di Desa Sukabangun Dalam, Delta Pawan, Ketapang Kalbar.

Pemilik PT.PLN (Persero) dengan kontraktor PT.Wijaya Karya (Persero).Tbk. Paket pekerjaan EPCC (Engineering Procurement Construction Commissioning)

Keterlibatan saya di proyek in dimulai pada Agustus 2014. Awalnya saya mengetahui beratnya perjalanan proyek ini dari kawan saya sebelum saya bergabung di proyek ini. Schedule yang ketat memaksa fasa Engineering dan Construction hanya memiliki jeda waktu yang pendek. Saat itu saya hanya bisa membayangkan... semoga yang ditugaskan di proyek Ketapang pada sehat lahir batin..Hehe, dan alhamdulillah say tidak ditugaskan disana (maunya). Namun nasib berkata lain, saya akhirnya "nyemplung" juga di proyek PLTU Ketapang.

Baiklah...dalam tulisan saya ini saya ingin men share perjalan disain PLTU Ketapang



METODE PERENCANAAN PELAKSANAAN PROYEK PLTU 2x10 MW Ketapang Kalimantan Barat

Secara garis besar sebuah proyek pembangkit listrik adalah sebuah integrasi dari beberapa disiplin ilmu yang saling menunjang dan melengkapi. Dalam proses disain hirarki dari perencanaan sebuah pembangkit listrik adalah sebagai berikut :

 1.         Basic Design
Dalam tahapan ini mulai dilakukan penyusunan komponen pembangkit yang terdiri dari beberapa sistem dan subsistem terintegrasi.
Proyek PLTU Ketapang 2x10 MW bekerja sama dengan Design Institute dari China yang sudah berpengalaman dalam mengerjakan proyek pembangkit listrik tenaga uap. Design Institute menggunakan Shanxi Jiahua Electric Power Engineering Design.Co.Ltd.
Basic Design Sistem PLTU terdiri dari :

·       Disain kapasitas Turbine & Generator = Kapasitas output nett plant 10 MW per unit
·       Disain Boiler sebagai produksi steam = Kapasitas Steam Boiler 55 ton per jam
·       Disain Auxiliary sistem area Boiler Turbine Generator (BTG) 

Perencanaan auxiliary sistem menggunakan bantuan skema Heat Mass Balance Diagram untuk mengetahui keseimbangan kebutuhan steam dan alur perputarannya dalam sebuah sistem pembangkit. 

·       Disain sistem penunjang Boiler dan Turbine Generator
-            Disain sistem sirkulasi air bersih di dalam sistem pembangkit dengan menggunakan alat bantu Water Balance. Sistem penunjang mulai dari pengambilan air dari sungai menggunakan pompa intake, pengendapan dan pengikatan  material terlarut di dalam bangunan Lamela Clarifier, penampungan sumber air bersih di dalam Clear Water Pond, Pengolahan air umpan Boiler dengan menggunakan Water Treatment Plant untuk menghasilkan air demineral.
Air hasil peroduksi tersebut ditampung di dalam tangki air bersih (Fresh Water) dan tangki air demineral (Demin Tank). Peruntukan air bersih untuk sistem pendingin dan utilitas dan air demin untuk air rebusan boiler.
-            Disain sistem pengolahan air kotor dan limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Sistem ini merupakan pengolahan dan netralisasi air limbah yang diolah di Waste Water Treatment Plant.
-            Disain siklus bahan bakar batu bara mulai dari unloading batu bara dari kapal tongkang, transport batu bara ke area penampungan (Coal Yard) , transport batu bara menuju boiler yang melalui Coal Conveyor, Coal Crusher, Coal Bunker dan kemudian menuju Coal inlet di Boiler.
  
·      Disain sistem Pemadam Kebakaran
Disain sistem pengaman terhadap kebakaran. Sistem ini meliputi fire fighting sistem lengkap yang terdiri dari tangki air, pompa diesel, pompa elektrik, jockey pump dengan media air sebagai pemadam, foam dan juga CO2. Perlengkapan hydrant pilar (outdoor dan indoor) serta sprinkler (manual dan automatic).

·       Disain sistem Elektrikal dan Instrument
             Disain sistem power suplai untuk auxiliary pembangkit, sistem interkoneksi antar peralatan
             di dalam pembangkit, sistem pengukur dan pengatur berupa sensor yang terpasang dan
             bekerja secara elektrik dan mekanik. Disain sistem pengaman berupa lightning protection dan
             juga grounding untuk elektrikal dan instrument equipment


·      Disain sistem perlengkapan penunjang
            Disain ini meliputi akses jalan, drainase bangunan bangunan utama dan bangunan pelengkap 
            dan fasilitas lain seperti telekomunikasi, CCTV, dan lainnya.

2.        Detail Design
Tahapan ini merupakan implementasi dari basic disain yang berupa skema sistem dan general layout bangunan serta tata letaknya menjadi sebuah produk yang lebih lengkap dan detail.
Dalam tahapan ini interkoneksi antar disiplin keilmuan dalam menghasilkan produk yang siap untuk dikonstruksi diilustrasikan sebagai berikut :


         Penjelasan bagan di atas dalam proses detail disain adalah sebagai berikut :
Detail peralatan dikelola oleh para Mechanical Engineer dan akan menghasilkan data yang akan dipergunakan disiplin lainnya dalam mulai melakukan proses disain. Hubungan dengan disiplin lain adalah sebagai berikut :
Elektrikal : output disain mekanikal berupa kebutuhan power listrik, sistem start up, integrasi dengan peralatan lainnya dan sistem standard lain yang dipergunakan oleh Electrical Engineer.
Instrument & Control : output disain berupa nilai yang perlu untuk dilakukan pengukuran yang akan memberikan output/input terhadap peralatan lain, sistem pengaman dari peralatan mekanikal, sistem integrasi dengan peralatan lainnya dan pencatatan terhadap setiap event kejadian di dalam sistem pembangkit.
Sipil : output disain berupa data dimensi peralatan, data pembebanan, jalur kabel, jalur pemipaan dan data lainnya yang memerlukan support bangunan maupun fondasi yang akan didisain oleh Civil Engineer.
Dalam pelaksanaan detail disain ini data hasil perhitungan dari design institute akan di review dan dilakukan optimasi disain.
Untuk proyek PLTU Ketapang 2x10 MW, PT Wijaya Karya melalui tim engineering proyek melakukan optimasi terhadap disain struktur baja dan struktur fondasi bangunan yang menghasilkan nilai efisiensi terhadap disain. Beberapa pertimbangan adalah :
-            Code atau standar yang dipergunakan untuk disain para engineer dari China adalah menggunakan GB Standard dimana di beberapa pengkajian terhadap proyek sebelumnya memiliki nilai margi/ safety factor yang sangat besar. Nilai safety factor tersebut jika dibandingkan dengan standard internasional maupun SNI hasilnya akan cukup significant dalam penghematan dari sisi disain.
-            Material yang dipergunakan di negara China memiliki nilai kualitas kekuatan yang lebih rendah dibandingkan dengan material baja produksi dalam negeri.
-            Design Insistute di negara China secara umum mempunyai template design berdasarkan kapasitas pembangkit. Secara kecepatan menghasilkan detail design memang lebih cepat namun tidak effisien jika tidak mempertimbangkan dengan kondisi lokasi dimana proyek akan dibangun.
-            Material yang dipergunakan sedikit berbeda dengan ketersediaan material di pasaran dalam negeri, sehingga perlu dilakukan konversi dan subtitusi ke arah efisiensi.
SHOP DRAWING
Dari pertimbangan di atas maka diperlukan langkah optimasi disain dengan melakukan perbandingan perhitungan yang dikelola tim engineering proyek PT.Wijaya Karya. Skema jalur persetujuan disain sebagai berikut : 














Tidak ada komentar:

Posting Komentar